KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERHADAP
PEREKONOMIAN
Apakah keterkaitan antara pendidikan dengan ekonomi?
Atau lebih tepatnya lagi apakah kontribusi pendidikan ini bagi tercapainya
kesuksesan dalam ekonomi? Kita dapat menemukan kesimpulan bahwa siklus
pertumbuhan ekonomi dapat dipacai dengan adanya investasi pada sumber daya
manusia melalui pendidikan, yang juga didukung oleh study F. Harbison dan C.
Myers 1964 tentang negara yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi
telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari negara dengan
tingkat pendidikan yang rendah. Jadi untuk adanya kualitas dalam investasi
pendidikan pada sumber daya menusia ini juga diperlukan tenaga pendidik yang
mampu menghasilkan sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.
Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi
kesuksesan ekonomi seseorang bukanlah suatu kejadian spontan tidak berdasar.
Berangkat dari sebuah trend sosial masyarakat di Indonesia, misalnya pada awal
dekade berkuasanya Orde Baru, sebagian besar lini pekerjaan membutuhkan tenaga
kerja berlatar belakang pendidikan formal. Hampir mereka yang pernah mengenyam
pendidikan formal mampu terserap di lahan-lahan pekerjaan. Situasi tersebut
memang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan pemerintah terhadap tenaga terdidik
untuk mengoperasikan skill dan keahliannya dalam rangka industrialisasi dan
modernisasi pembangunan negara.
Argumen lain yang melandasi
kepercayaan umum bahwa melalui sekolah atau pendidikan formal para individu
dapat mencapai tingkat keberhasilan ekonomi dengan relatif cepat lantaran dalam
lembaga sekolah menyediakan serangkaian proses pengajaran yang mampu membekali
para pesertanya dengan perangkat kemampuan yang dibutuhkan oleh lahan pekerjaan
di era modern. Selain itu, sebuah ekspektasi sosial juga menggejala pada salah
satu asumsi bahwa melalui penempaan skill secara berkesinambungan dalam sebuah
organisasi yang mapan para lulusan lembaganya akan memiliki keutuhan sikap,
kemampuan dan kepribadian yang progresif, kreatif dan memiliki kecermatan
tinggi untuk menangkap potensi ekonomis dalam setiap kondisi maupun situasi.
Sehingga dari otak dan tangan-tangan merekalah akan memunculkan lahan-lahan
penghidupan baru yang mampu menjamin kesejahteraan manusia.
Konsep
pembangunan dalam bidang sosial ekonomi sangat beragam tergantung konteks
pengggunaanya. Ahli-ahli ekonomi mengembangkan teori pembangunan yang didasari
kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses pembangunan, yang
kemudian dikenal dengan istilah Invesment in Human Capital. Teori ini didasari
pertimbangan bahwa cara yang paling efisien dalam melakukan pembangunan
nasional suatu negara terletak pada peningkatan kemampuan masyarakatnya. Selain
itu dihipotesiskan pula bahwa faktor utama yang mendukung pembangunan adalah
pendidikan masyarakat. Teori human capital mengasumsikan bahwa pendidikan formal
merupakan instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki
produktifitas yang tinggi. Menurut teori ini pertumbuhan dan pembangunan
memiliki 2 syarat, yaitu Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien,
dan Adannya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada.
Sumber daya manusis seperti itu dihasilkan melalui proses pendidikan. Hal
inilah yang menyebabkan teori human capital percaya bahwa investasi dalam
pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.
Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan
penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengatahuan untuk bekerja. Dengan kata lain,
pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga yang siap bekerja. Namun demikian pada
kenyataannya tingat pengangguran di hampir seluruh negara bertambah sekitar 2 %
setiap tahunnya (World Bank:1980) Terjadinya pengangguran bukan disebabkan
tidak berhasilnya proses pendidikan, namun pendidikan tidak selalu harus
menghasilkan lulusan dengan jenis pekerjaan tertentu. Sekolah memang dapat
menghasilkan tenaga kerja dengan keterampilan tertentu, tetapi sekolah bukan
satusatunya tempat dimana keterampilan itu dapat dicapai.
Penulis:
Rismawati
Sumber:
Neti Budiwati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar