Potensi
Tenaga Kerja Menurut data terbaru
2015 dari Dinas Kependudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, jumlah pen-duduk Kabupaten Bekasi
kini 3,270,931 jiwa, meningkat 15
persen dari hasil Sensus Penduduk 2010. Menurut jenis kelamin, penduduk
laki-laki dan penduduk perempuan di Kabupaten Bekasi cukup seimbang,
yaitu 1.667.930 laki-laki dan 1.603.000 perempuan. Yang menarik, Kabupaten
Bekasi adalah wilayah yang memiliki
potensi besar dalam hal ketenagakerjaan. Usia produktif penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 2,343,680 jiwa (usia 15 – 64
tahun) atau sekitar 72 persen dari total jumlah penduduk dengan tingkat
pendidikan terbesar pencari kerja
adalah lulus SMU. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, jumlah
tenaga kerja pun turut meningkat. Hal ini
menjadi peluang bagi para pendiri usaha
untuk membuka usahanya di Kabupaten Bekasi. Sementara, penyerapan
tenaga kerja tertinggi ada pada bidang industri
pengolahan dan pertanian. Kabupaten
Bekasi tidak hanya menjadi tujuan ekonomi, namun juga tempat tinggal. Wilayahnya yang masih sangat terbuka untuk
menjadi tempat tinggal membuat
industri perumahan terus meningkat dan membuka kesempatan bagi warga asli maupun pendatang untuk berkembang membentuk
keluarga dan menetap di sana.
Potensi
terbesar yang dimilliki Kabupaten Bekasi yang kita ketahui adalah sektor
industri pengolahan. Kemajuannya yang begitu
pesat hingga berdiri enam belas kawasan
industri skala internasional menempatkannya sebagai salah satu wilayah industri terbesar di Indonesia, bersaing
dengan Batam. Namun perlu diketahui,
industri pengolahan (termasuk industri pergudangan) bukanlah satu-satunya
potensi daerah Kabupaten Bekasi yang patut
ditonjolkan. Wilayah ini juga
memiliki sektor-sektor potensial lainnya yang terus dikembangkan oleh
Pemerintah Kabupaten Bekasi, yaitu dari sektor
pertanian (termasuk perkebunan,
perikanan, dan peternakan), sektor pertambangan, industri permukiman/properti, serta perda-gangan dan jasa. Selain
itu, Kabupaten Bekasi terus
memberikan peluang pada usaha kecil-menengah (UKM) untuk tumbuh berkembang di daerah ini sehingga menjadikannya salah
satu sektor potensial. Sektor
industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang besar dalam
kegiatan perekonomian Kabupaten Bekasi dan
menjadi potensi kebanggaan daerah
ini, terutama industri pengolahan. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), setiap tahun wilayah
Kabupaten Bekasi menyumbang
sekitar Rp 40 triliun uang pajaknya ke negara dari sektor yang mulai marak sejak tahun 1980-an ini. Karena itu, dalam waktu
yang cepat, Kabupaten Bekasi tumbuh menjadi daerah yang sangat potensial
di bidang
perekonomian
perekonomian
Kabupaten
Bekasi dengan karakter daerah yang sebagian besar wilayah-nya adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang
berbukit-bukit, beruntung memiliki
salah satu potensi daerah terbesar berupa beberapa sumber daya alam
untuk pertambangan, dua di antaranya yang
terbesar adalah minyak dan gas bumi.
Kabupaten Bekasi memiliki beberapa sumur minyak bumi yang telah dieksplorasi terdapat di Bekasi bagian utara. Salah
satunya terdapat di Babelan, Gabus,
Muaragembong, Cabangbungin. Se-mentara itu, sumber gas alam terdapat di Bekasi bagian selatan, salah satu sumur
gas yang sudah berproduksi terdapat
di Jatirarangon. Sebagai daerah penghasil minyak, Pemkab Bekasi memperoleh
pembagian hasil dari Pemerintah Pusat sebesar Rp7 miliar pada tahun 2001 dan
Rp 6 miliar pada 2002 dari lima
sumur yang sudah beroperasi dan masih akan bertambah tiga sumur lagi. Sedangkan volume minyak yang dihasilkan
per sumur minyak sekitar 4.500
barel/hari. Potensi minyak bumi di
Kecamatan Babelan, misalnya, ditemukan 233 juta barrel minyak pada struktur Pondok Tengah pada tahun 2003.
Saat ini, sumber tersebut dikelola
oleh PT Pertamina. Dalam perkembangannya, hingga kini masih banyak sumber minyak dan gas baru yang ditemukan maupun dikembangkan
di berbagai daerah di Kabupaten Bekasi. Ini membuat Kabupaten
Bekasi tidak hanya menjadi pusat perekonomian baru yang hanya mengandalkan
potensi
daerah dari sektor industri pengolahan, tapi juga pertambangan.
daerah dari sektor industri pengolahan, tapi juga pertambangan.
Selain itu jika kita lihat dari
jumlah penduduknya yang sangat padat itu, ini juga akan membuat potensi Ekonomi
di Bekasi sangat besar. Tak keliru jika CEO Farpoint Group, Jusup Halimi,
menyebut Bekasi punya banyak potensi dengan ceruk pasar sangat luas. Dengan
latar belakang itulah, Farpoint mau mengakuisisi pusat belanja Bekasi Square
dan menyulapnya menjadi Revo Town. Farpoint
tak sendiri, ada banyak pebisnis lain yang menjadikan kawasan ini sebagai
sumber pendapatan dan keuntungan masa depan. Dalam
catatan Colliers International Indonesia, AEON Group masuk pasar Bekasi dengan
mengembangkan pusat belanja seluas 90.000 meter persegi di Kota Deltamas. Pusat belanja ini akan diisi anchor tenant dan peritel-peritel
lainnya yang masuk dalam tentakel bisnis AEON Group seperti AEON Department
Store dengan berbagai merchandise-nya.
Tak hanya oleh perusahaan Jepang, potensi Bekasi juga diincar pemilik Courts,
pengecer asal Inggris. Tidak tanggung-tanggung, melalui Courts Retail
Indonesia, mereka membuka gerai pertama ritel berkonsep big-box megastore, justru di kota ini.
Mengapa tidak di Jakarta? Country CEO PT Courts Retail Indonesia Roy Santoso,
mengatakan bahwa Bekasi adalah kota penyangga Jakarta yang pesat
pertumbuhannya. Selain itu, pendapatan warga Bekasi juga menjadi bahan
pertimbangan. UMK terbaru kota Bekasi sebesar Rp 3.327.160. Sementara, UMK
Kabupaten Bekasi mencapai Rp 3.261.375. Kehadiran peritel-peritel
internasional tersebut memicu pertumbuhan kebutuhan ruang komersial atau pusat
belanja di Bekasi dengan rerata tingkat okupansi di atas 90 persen. Di
Summarecon Mall Bekasi saja, tingkat huniannya saat ini sudah berada pada
level 95 persen dengan jumlah kunjungan sebanyak 70.000 pada hari biasa, dan
akhir pekan 120.000 pengunjung. Sementara di Metropolitan Mall Bekasi, nyaris
100 persen terisi atau tepatnya 99,7 persen dengan tingkat kunjungan 100.000
orang pada hari biasa dan 150.000 pengunjung pada akhir pekan. Fakta tersebut
mengonfirmasi hasil riset Colliers International Indonesia yang menyebutkan
serapan pusat belanja Bekasi 423.560 meter persegi dan hanya menyisakan ruang
kosong seluas 70.155 meter persegi. Hingga 2019 mendatang, Bekasi akan dipadati
oleh 25 pusat belanja yakni Summarecon Mall Bekasi, Bekasi Cyber Park, BTC I,
BTC II, Mega Bekasi Hypermall, Metropolitan Mall, Grand Metropolitan Mall,
Grand Galaxy Park, Bekasi Junction, Revo Town, Plaza Jababeka, Mal Lippo Cikarang,
Grand Mall Bekasi, Prima Sentra Grosir Bekasi, Cikarang Trade Center, Sentra
Grosir Cikarang, Plaza Metropolitan Tambun, Mal Pekayon, Bekasi Town Square,
Blue Mall, Mayfair Estates and Parklands, Harapan Indah Mall, AEON Mall, Pollux
Mall, dan Metropolitan Mall Cibitung.
Beberapa hal tersebut dapat membuktikan
bahwa Bekasi pada saat ini sudah bisa dibilang sangat berkembang pesat perekonomiannya
hingga hampir menyamai kedudukannya dengan perekomoian di Kota Jakarta.
Sumber: beritabekasi.co.id